Profil Desa Pernasidi
Ketahui informasi secara rinci Desa Pernasidi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Jelajahi denyut nadi sentra industri tahu tradisional, ekosistem ekonomi yang hidup berbasis kedelai, serta tantangan pengelolaan lingkungan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari desa produsen ini.
-
Sentra Industri Tahu Tradisional
Desa Pernasidi merupakan pusat produksi tahu skala rumahan yang signifikan di Banyumas, di mana puluhan unit usaha menggerakkan roda perekonomian desa.
-
Ekosistem Ekonomi Berbasis Kedelai
Kehidupan ekonomi desa membentuk sebuah rantai nilai yang lengkap, mulai dari pasokan kedelai, proses produksi, distribusi, hingga pemanfaatan limbah padat (ampas tahu) untuk pakan ternak.
-
Tantangan Pengelolaan Lingkungan
Sebagai desa produsen, Pernasidi menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan limbah cair industri tahu yang berpotensi mencemari lingkungan, menuntut adanya solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

Jauh sebelum matahari terbit, saat sebagian besar wilayah masih terlelap, Desa Pernasidi di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, telah memulai aktivitasnya. Bukan suara kokok ayam yang menjadi penanda utama dimulainya hari, melainkan aroma khas kedelai yang direbus dan kepulan uap dari puluhan tungku produksi. Desa ini merupakan sebuah sentra industri tahu tradisional yang tak kenal lelah, sebuah komunitas yang hidup dan berdenyut dari olahan pangan sederhana namun bergizi tinggi.
Pernasidi ialah potret nyata dari semangat wirausaha pedesaan yang mengakar kuat. Di sini, halaman belakang rumah dan bangunan sederhana menjelma menjadi pabrik-pabrik mini yang produktif. Namun di balik kisah sukses ekonomi berbasis kedelai ini, tersimpan pula tantangan lingkungan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Kisah Desa Pernasidi merupakan narasi tentang kerja keras, resiliensi ekonomi dan pencarian tiada henti akan keseimbangan antara produksi dan kelestarian.
Lokasi, Wilayah, dan Data Demografis
Secara administratif, Desa Pernasidi adalah salah satu dari 20 desa di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Lokasinya yang relatif mudah dijangkau dari jalur utama memudahkan proses distribusi produk tahu ke berbagai pasar di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Ketersediaan sumber air yang cukup juga menjadi salah satu faktor geografis pendukung utama bagi keberlangsungan industri tahu.
Desa ini menempati luas wilayah sekitar 2,89 kilometer persegi (289 hektar). Menurut data kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Pernasidi dihuni oleh 7.510 jiwa. Dengan data tersebut, dapat dihitung bahwa tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 2.598 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan pemukiman yang cukup padat, khas wilayah produsen. Sebagian besar kepala keluarga terlibat langsung dalam industri tahu, baik sebagai pemilik usaha, pekerja, maupun distributor.
Industri Tahu Tradisional: Jantung Perekonomian Desa
Karakter dan identitas ekonomi Desa Pernasidi tidak dapat dipisahkan dari industri tahu. Hampir setiap jengkal desa ini terhubung dengan proses produksi pangan berbahan dasar kedelai tersebut.
Proses Produksi yang Menjadi Ritme Desa
Ritme kehidupan di Pernasidi sangat ditentukan oleh siklus produksi tahu. Para perajin memulai pekerjaan mereka sejak dini hari. Prosesnya masih banyak dilakukan secara tradisional: perendaman kedelai semalaman, penggilingan menjadi bubur, perebusan dalam tungku-tungku besar, penyaringan untuk memisahkan sari kedelai (susu kedelai) dari ampasnya, proses penggumpalan sari kedelai menggunakan air cuka atau biang tahu, hingga pencetakan dan pemotongan menjadi balok-balok tahu siap jual. Seluruh proses ini menciptakan lapangan kerja yang signifikan bagi warga lokal.
Ekosistem Ekonomi yang Hidup
Industri tahu di Pernasidi telah melahirkan sebuah ekosistem ekonomi yang utuh. Rantai bisnis ini melibatkan:
- Pemasok KedelaiPedagang yang menyuplai bahan baku utama bagi para perajin.
- Perajin TahuPuluhan unit usaha skala rumahan yang menjadi inti dari industri.
- Distributor dan PedagangPihak yang membeli tahu dari perajin untuk dijual kembali di pasar-pasar tradisional, pedagang sayur keliling, hingga restoran.
- Pemanfaat LimbahPara peternak dari desa sekitar yang secara rutin membeli limbah padat tahu sebagai pakan ternak.
Ampas Tahu: Mengubah Limbah Menjadi Berkah
Salah satu aspek menarik dari industri tahu di Pernasidi ialah pemanfaatan limbah padatnya. Ampas sisa dari proses penyaringan sari kedelai, yang dikenal sebagai ampas tahu, tidak dibuang begitu saja. Limbah organik ini justru menjadi komoditas ekonomi sekunder yang sangat berharga.
Kandungan protein yang masih tinggi membuat ampas tahu menjadi pakan alternatif yang sangat disukai oleh para peternak sapi, kambing, dan ikan. Setiap hari, para peternak atau pengepul datang ke Pernasidi untuk membeli ampas tahu. Praktik ini merupakan contoh nyata dari ekonomi sirkular skala desa, di mana limbah dari satu industri menjadi bahan baku bagi industri lainnya, mengurangi sampah sekaligus menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi perajin tahu.
Tantangan Lingkungan dan Pencarian Solusi
Di balik kisah sukses ekonomi dan pemanfaatan limbah padat, industri tahu Pernasidi menghadapi satu tantangan besar yang kronis: pengelolaan limbah cair. Air sisa dari proses penggumpalan dan pencucian tahu memiliki kandungan organik yang sangat tinggi (BOD dan COD), yang jika dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan pencemaran air yang serius, menimbulkan bau tak sedap, dan merusak ekosistem perairan.
Persoalan ini menjadi isu lingkungan utama di desa. Berbagai upaya dan wacana untuk mengatasi masalah ini terus digulirkan, antara lain:
- Pembangunan IPAL KomunalRencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal untuk mengolah limbah dari beberapa produsen sebelum dibuang ke lingkungan.
- Inovasi BiogasPotensi pemanfaatan limbah cair tahu sebagai bahan baku untuk reaktor biogas. Gas metana yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk proses perebusan, sehingga dapat mengurangi biaya produksi sekaligus mengatasi masalah pencemaran.
Pencarian solusi atas masalah limbah cair ini menjadi kunci bagi keberlanjutan industri tahu di Pernasidi di masa depan.
Pertanian sebagai Pilar Penyangga
Meskipun dikenal sebagai desa industri, Pernasidi tetap mempertahankan sektor pertaniannya sebagai pilar penyangga. Lahan-lahan sawah yang ada dimanfaatkan untuk menanam padi, menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat. Keberadaan sektor pertanian memberikan keseimbangan dan diversifikasi ekonomi, sehingga warga tidak hanya bergantung pada satu sumber penghidupan.
Visi Industri Tahu Pernasidi
Menghadapi tantangan modern, industri tahu Pernasidi perlu terus beradaptasi. Fluktuasi harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama seringkali memengaruhi margin keuntungan para perajin. Oleh karena itu, visi ke depan tidak hanya terfokus pada peningkatan volume produksi, tetapi juga pada:
- Efisiensi ProduksiMengadopsi teknologi atau metode yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dan air.
- Diversifikasi ProdukMengembangkan produk turunan tahu, seperti tahu bakso, tahu krispi, kerupuk tahu, atau produk olahan lainnya untuk meningkatkan nilai tambah.
- Penguatan Merek KolektifMembangun citra "Tahu Pernasidi" sebagai jaminan kualitas untuk meningkatkan daya saing di pasar.
- Solusi Lingkungan BerkelanjutanMenjadikan penerapan teknologi pengelolaan limbah sebagai prioritas utama.
Desa Pernasidi ialah sebuah mikrokosmos dari industri rakyat yang ulet. Desa ini menunjukkan bagaimana sebuah komoditas sederhana seperti kedelai dapat diubah menjadi lokomotif ekonomi yang menghidupi ribuan jiwa. Kini, tantangan terbesar mereka bergeser dari sekadar memproduksi tahu menjadi bagaimana memproduksi tahu secara bertanggung jawab, memastikan bahwa berkah ekonomi hari ini tidak meninggalkan beban ekologis bagi generasi yang akan datang.